Jumat, 25 November 2022

Meneladani Khalifah Umar bin Khattab r.a. AKIDAH AKHLAK

Edit Posted by with No comments

 

Meneladani Khalifah Umar bin Khattab r.a.

Meneladani Khalifah Umar bin Khattab r.a.

Oleh: Syarifudin & Lilik Agus Suyanti

Setelah kalian mempelajari kisah kepribadiannya, ,maka pada bab ini akan dibahas mengenai keteladanan yang patut dicontoh dari kisah Khalifah Umar bin Khattab r.a. Selanjutnya, yang paling penting dan pokok adalah kalian harus dapat meneladani perilaku Khalifah Umar bin Khattab r.a. dan mengamalkan suri teladannya dalam kehidupan sehari-hari.

Di antara keteladanan yang patut dicontoh dari kisah Khalifah Umar bin Khattab r.a. yaitu beliau tipe pemberani, berani membela kebenaran dan menumpas kemungkaran serta sederhana dan zuhud dengan dunia.

1.Kepribadian Khalifah Umar bin Khattab r.a.

Khalifah Umar bin Khattab adalah seorang laki-laki yang pemberani, berbadan kekar dan tinggi, berwatak keras, tidak mengenal gentar, dan pandai berkelahi. Selain itu, Khalifah Umar bin Khattab r.a. juga termasuk cerdas dalam pemikiran, terutama masalah hukum Islam.

Salah satu hasil pemikiran Khalifah Umar bin Khattab r.a. dalam masalah hukum Islam adalah ijtihad beliau dalam pelaksanaan salat tarawih dengan berjamaah. Khalifah Umar bin Khattablah yang memprakarsai pelaksanaan salat tarawih dengan berjamaah. Padahal, di zaman Rasulullah saw. salat tarawih dikerjakan sendiri-sendiri atau tidak berjamaah. Itulah salah satu produk kecerdasan berpikir yang dimiliki oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab r.a. juga termasuk sahabat yang pemberani. Di saat kaum muslimin merasa ketakutan untuk menampakkan keislamannya di hadapan kaum Quraisy, Umar bin Khattab r.a. malah menunjukkan keislamannya di depan Kakbah serta melaksanakan salat dan tawaf di sekeliling Kakbah. Selain itu, pada masa hijrah ke Madinah, tidak ada seorang pun yang berani berangkat secara terang-terangan, kecuali Umar bin Khattab. Dengan pedang di pinggang dan busur panah di tangan, ia pergi ke Kakbah untuk tawaf dan salat, kemudian ia maju ke hadapan para pembesar Quraisy yang sedang berada di depan Darun Nadwah. Umar pun berkata, “Barang siapa yang ingin ibunya meratapi putranya, sang anak menjadi yatim, dan sang istri menjadi janda, silakan susul saya.” Akan tetapi, tidak ada satu pun pembesar Quraisy yang berani menyanggupi tantangan Umar bin Khattab r.a.

2. Berani dalam Menegakkan Kebenaran dan Memberantas Kemungkaran

Sikap demikian pernah dilontarkan Umar bin Khattab r.a. sesaat setelah diangkat sebagai khalifah. Pada saat itu Khalifah Umar bin Khattab memberikan pernyataan bahwa beliau tidak akan membiarkan segala bentuk kezaliman sebelum orang yang berbuat zalim tersebut meletakkan pipinya ke tanah dan tapak kaki beliau di atas pipinya yang lain, sehingga mau tunduk kepada kebenaran.

Pernyataan tersebut ternyata benar dan terbukti. Pada saat terjadi peperangan untuk menaklukkan negeri Syam, Khalifah Umar bin Khattab secara tiba-tiba mengganti panglima perangnya. Panglima Khalid bin Walid diberhentikan dari jabatannya dan digantikan oleh Abu Ubaidah. Hal tersebut dilakukan Khalifah Umar bin Khattab karena beliau menilai dalam diri Khalid bin Walid terdapat sikap menyimpang dan menimbulkan kezaliman. Diperoleh informasi bahwa ketika dalam peperangan, Khalid bin Walid sering membunuh orang-orang yang meminta perlindungan dari Islam. Hal itu dikhawatirkan akan menodai kesucian Islam karena orang di luar Islam akan memandang bahwa Islam ditegakkan dengan pedang.

3. Kepedulian terhadap Rakyat Kecil

Ketika menjabat sebagai khalifah, Umar bin Khattab seringkali melakukan kunjungan mendadak ke sejumlah perkampungan yang dihuni rakyatnya. Khalifah Umar bin Khattab r.a. merasa khawatir jika ada rakyatnya yang mengalami kelaparan, kesusahan, dan sebagainya.

Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab r.a. melakukan perjalanan malam seorang diri untuk menyelidiki keadaan rakyatnya. Di salah satu rumah penduduk, beliau mendapati tangisan anak-anak kecil. Beliau pun mengintip ke dalam rumah dan didapatinya anak-anak sedang menangis meminta makan, sementara ibunya sedang memasak. Ditungguinya kejadian tersebut cukup lama, akhirnya tangisan anak-anak itu pun berhenti. Akan tetapi, ibunya juga belum selesai memasak. Dengan demikian, anak-anak tadi tertidur karena lelah menunggui ibunya memasak

Dengan penuh tanda tanya, akhirnya Khalifah Umar bin Khattab mengetuk pintu dan menemui ibu tersebut, seraya bertanya, “Apa yang sebenarnya ibu masak, sehingga sejak tadi tidak diangkat dan belum matang? Lalu, kenapa ibu membiarkan anak-anak itu tertidur kelelahan karena menangis dengan rasa lapar dan menunggui masakan ibu yang belum matang?” Kemudian ibu itu menjawab, “Tidak ada makanan yang saya rebus, itu hanya air dan batu. Semua itu terpaksa saya lakukan karena hari ini tidak ada makanan.” Ibu tersebut menjawab semua pertanyaan tanpa mengetahui bahwa yang bertanya tadi adalah Khalifah Umar bin Khattab r.a., presidennya.

Setelah mengetahui kondisi sesungguhnya, Khalifah Umar bin Khattab mohon pamit. Beliau langsung menuju gudang penyimpanan bahan makanan (baitulmal) dan memerintahkan untuk mengeluarkan satu karung gandum. Kemudian Khalifah Umar bin Khattab memikul sendiri karung gandum tersebut dan memberikan kepada ibu yang dijumpainya tadi agar tidak ada lagi rakyatnya yang kelaparan, karena tidak ada lagi bahan makanan yang dapat dimasaknya. Sungguh mulia sikap yang dimiliki oleh Khalifah Umar bin Khattab. Masih adakah pemimpin negara yang demikian itu pada zaman sekarang ini?

4. Zuhud terhadap Dunia

Sebelum kalian mempelajari sikap zuhud yang dimiliki oleh Khalifah Umar bin Khattab r.a., ada baiknya kalian memahami dahulu arti dari zuhud. Menurut Ali bin Abi Talib, zuhud adalah membatasi ambisi-ambisi duniawi, syukur terhadap setiap anugerah, dan menghindari apa yang telah diharamkan oleh Allah swt.. Sedangkan zuhud menurut Imam Al-Ghazali adalah menjauhkan diri dari kehidupan dunia dan memalingkan diri daripadanya dengan penuh kepatuhan kepada Allah swt.. Dengan demikian, zuhud dapat diartikan tidak silau dengan masalah duniawi (harta, jabatan, atau yang lain), tetapi lebih mementingkan karunia Allah swt. dan keuntungan akhirat.

Sikap zuhud yang ditunjukkan Khalifah Umar bin Khattab antara lain dengan melarang dirinya dan keluarganya menerima pemberian dalam bentuk apa pun dari pembesar maupun rakyatnya.

Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab r.a. pernah diberi hadiah berupa makanan yang lezat oleh seorang raja, tetapi beliau membungkusnya kembali dan berkata kepada utusan raja tersebut, “Bawalah kembali makanan ini, katakan kepada rajamu, terima kasih dan salam dari Khalifah Umar bin Khattab. Kenyangkan dan sejahterakan dahulu rakyat, baru kemudian para pemimpin dan pembesar!”

Kezuhudan Khalifah Umar bin Khattab yang lain dapat ditemui pada kisah berikut ini. Suatu hari ada seorang Yahudi ingin bertemu dengan Khalifah Umar bin Khattab. Dalam pikirannya, ia berprasangka bahwa Khalifah Umar bin Khattab yang akan ditemuinya nanti, tinggal di istana yang megah dengan harta yang berlimpah dan singgasana yang indah. Akhirnya, ia bertemu seorang laki-laki yang gagah sedang tiduran di atas anyaman daun kurma. Kemudian ia bertanya kepada laki-laki tersebut, “Tuan, tunjukkan kepadaku istana tempat tinggal Khalifah Umar bin Khattab.” Laki-laki tersebut menjawab, “Kamu sudah berhadapan dengan orang yang kamu cari, akulah Umar bin Khattab, khalifah yang kamu cari.” Dengan serta merta orang Yahudi tersebut merasa terkejut dan keheranan, dalam hatinya ia bertanya, “Seorang pemimpin besar hanya tidur di atas anyaman daun kurma?” Sungguh mulia perilaku yang dimiliki oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Selain itu, masih ada lagi perilaku Khalifah Umar bin Khattab sebagai pemimpin umat Islam yang perlu diteladani. Pada masa itu, beliau mengusulkan para tentara diberi gaji yang diambilkan dari baitulmal (harta umat Islam yang disimpan di sebuah gudang). Akan tetapi, Khalifah Umar bin Khattab melarang anaknya, Abdullah bin Umar, sebagai panglima besar dalam pasukan Islam menerima gaji dari baitulmal.

Itulah beberapa perilaku Khalifah Umar bin Khattab yang dapat ditemui dalam kisah kehidupannya. Masih banyak lagi kisah dari Khalifah Umar bin Khattab yang belum diungkap dalam pembahasan ini. Namun, dengan beberapa kisah yang telah diungkapkan dapat memberikan secercah harapan dan semangat bagi kalian untuk meneladani jiwa dan semangat keislaman yang telah dipraktikkan oleh Khalifah Umar bin Khattab.

0 komentar:

Posting Komentar