Bahasa Arab
Bahasa Arab (اللُّغَةُ العَرَبِيَّةِ, translit: al-lugah al-‘Arabīyah; sering disingkat sebagai عربي translit: ‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo-Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama,[1] yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Alquran dan merupakan satu-satunya bahasa yang disebut di dalam Alquran.[4] Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab Modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 subbahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arabia Utara Kuno yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam prasasti peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4.[5] Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusastraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematika, dan filsafat, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
Pengaruh Arab pada bahasa lain
Seperti pada bahasa Eropa lain, banyak kata Inggris diserap dari bahasa Arab, pada umumnya melalui bahasa Eropa lainnya, terutama dari Spanyol dan Italia, diantaranya adalah kosakata yang digunakan sehari-hari seperti "gula" (sukkar), "kapas" (quṭn) atau "majalah" (makhzen). Kata-kata lain yang sangat terkenal misalnya "aljabar", "alkohol" dan "zenith".
Pengaruh Arab paling mendalam pada negara-negara yang dikuasai oleh islam. Arab adalah sumber kosakata utama untuk bahasa yang berbagai seperti bahasa Berber, Kurdi, Persia, Swahili, Urdu, Hindi, Turki, Melayu, dan Indonesia, baik juga seperti bahasa lain di negara di mana bahasa ini adalah dituturkan. Contohnya perkataan Arab untuk buku /kita:b/ digunakan dalam semua bahasa di atas, kecuali pada bahasa Melayu dan Indonesia (secara spesifik yang dimaksudkan adalah "buku agama").
Istilah pinjaman dari terminologi agama (seperti Berber taẓallit "sembahyang" <sholat), istilah akademik (seperti Uighur mentiq "logika"), kata hubung (seperti Urdu lekin "tetapi"). Kebanyakan varian Bahasa Berber (seperti Kabyle), bersama dengan Swahili, meminjam beberapa bilangan dari Bahasa Arab. Kebanyakan istilah agama yang digunakan oleh Muslim seluruh dunia adalah merupakan pinjaman langsung dari bahasa Arab, seperti صلاة sholat untuk ibadah dan imam untuk pemimpin salat.
Dalam bahasa yang tidak berhubungan langsung dengan Dunia Arab, banyak kosakata bahasa Arab yang diserap melalui bahasa lain yang berhubungan dengan bahasa Arab; contohnya, banyak kata dalam bahasa Urdu dan bahasa Turki yang diserap dari bahasa Persia berasal dari bahasa Arab, dan banyak kosakata dalam bahasa Bahasa Hausa yang diserap dari bahasa Arab melalui Bahasa Kanuri.
Huruf-huruf dalam bahasa Arab Sistem ortografi bahasa 'Arab memakai sistem abjad. Sistem abjad yaitu sistem tulisan yang huruf-hurufnya melambangkan bunyi konsonan sedangkan bunyi vokal dilambangkan dengan harakat.
Huruf Hijaiah terdiri dari 29 huruf abjad: 26 berupa konsonan murni dan 3 berupa konsonan semivokal yaitu huruf "Alif", "Waw" dan "Ya'". Bunyi vokal tidak dilambangkan dengan abjad tetapi dengan harakat. ada 3 harokat dalam bahasa 'Arab: "Fathah" melambangkan bunyi "a" (dan pada beberapa abjad: bunyi "o"), "Kasrah" melambangkan bunyi "i", dan "Dammah" melambangkan bunyi "u".
Sistem ortografi bahasa 'Arab memakai sistem abjad. Sistem abjad yaitu sistem tulisan yang huruf-hurufnya melambangkan bunyi konsonan sedangkan bunyi vokal dilambangkan dengan harakat.
Huruf Hijaiah terdiri dari 29 huruf abjad: 26 berupa konsonan murni dan 3 berupa konsonan semivokal yaitu huruf "Alif", "Waw" dan "Ya'". Bunyi vokal tidak dilambangkan dengan abjad tetapi dengan harakat. ada 3 harokat dalam bahasa 'Arab: "Fathah" melambangkan bunyi "a" (dan pada beberapa abjad: bunyi "o"), "Kasrah" melambangkan bunyi "i", dan "Dammah" melambangkan bunyi "u".
Dialek
"Arab Umum" atau "Al-'Arabiyyah Al-'Ammiyah" adalah bahasa Arab yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan Bahasa Arab tulisan. Perbedaan dialek paling utama ialah antara Afrika Utara (Arab Magrib) dan bagian Timur Tengah (Hijaz). Faktor yang menyebabkan perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh substrat (bahasa yang digunakan sebelum bahasa Arab datang). Seperti misalnya pada kata maujud[catatan 1] (artinya "ada"), di Irak disebut aku, di Palestina fih, dan di Magribi disebut kayən.
Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut:
- Dialek Mesir مصري : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
- Dialek Magribi مغربي : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
- Dialek Levantin : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Suriah, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
- Dialek Irak عراقي : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Irak.
- Dialek Arab Timur بحريني : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
- Dialek Teluk خليجي : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Sementara beberapa dialek lainnya adalah:
- Hassānīya حساني : Dipakai di Mauritania dan Sahara Barat.
- Dialek Sudan سوداني : Dipakai di Sudan dan Chad.
- Dialek Hijazi حجازي : Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur Yordania.
- Dialek Najd نجدي : Dipakai di Najd, Arab Saudi.
- Dialek Yamani يمني : Dipakai di Yaman.
- Dialek Andalus أندلسي : Dipakai di Andalus sampai abad ke-17.
- Dialek Sisilia صقلي : Dipakai di Sisilia.
"Arab Umum" atau "Al-'Arabiyyah Al-'Ammiyah" adalah bahasa Arab yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan Bahasa Arab tulisan. Perbedaan dialek paling utama ialah antara Afrika Utara (Arab Magrib) dan bagian Timur Tengah (Hijaz). Faktor yang menyebabkan perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh substrat (bahasa yang digunakan sebelum bahasa Arab datang). Seperti misalnya pada kata maujud[catatan 1] (artinya "ada"), di Irak disebut aku, di Palestina fih, dan di Magribi disebut kayən.
Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut:
- Dialek Mesir مصري : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat Mesir.
- Dialek Magribi مغربي : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
- Dialek Levantin : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Suriah, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
- Dialek Irak عراقي : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Irak.
- Dialek Arab Timur بحريني : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
- Dialek Teluk خليجي : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Sementara beberapa dialek lainnya adalah:
- Hassānīya حساني : Dipakai di Mauritania dan Sahara Barat.
- Dialek Sudan سوداني : Dipakai di Sudan dan Chad.
- Dialek Hijazi حجازي : Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur Yordania.
- Dialek Najd نجدي : Dipakai di Najd, Arab Saudi.
- Dialek Yamani يمني : Dipakai di Yaman.
- Dialek Andalus أندلسي : Dipakai di Andalus sampai abad ke-17.
- Dialek Sisilia صقلي : Dipakai di Sisilia.
Fonologi
Vokal
Bahasa Arab memiliki tiga abjad vokal, yaitu: a [ɛ̈],i [ɪ], u [ʊ]. Selain itu bahasa Arab juga memiliki dua diftong.
Bahasa Arab memiliki tiga abjad vokal, yaitu: a [ɛ̈],i [ɪ], u [ʊ]. Selain itu bahasa Arab juga memiliki dua diftong.
Konsonan
Berikut ini penjelasan tentang konsonan dalam Bahasa Arab:
- 1.[ʤ] kadang disebut [ɡ] di Mesir dan Yaman Selatan. Di daerah Afrika Utara dan di Syam diucapkan menjadi [ʒ].
- /l/ diucapkan [lˁ] hanya dalam kata Allah
- /ʕ/ biasanya sebagai akhiran fonetik
Bahasa Arab juga memiliki penekanan, yang disebut tasydid. Penekanan tasydid hanya terjadi di konsonan. Sementara itu, penekanan pada huruf vokal juga terjadi, disebut harakat panjang. Seperti misalnya pada kata KAA-tib (penulis), terjadi penekanan pada huruf vokal, yaitu pemanjangan harakat. Lalu, contoh lainnya yaitu, ma-JAL-LA (majalah), terjadi penekanan pada huruf "La" di mana la merupakan konsonan, dan mendapat penekanan tasydid yakni konsonan L ganda.
Berikut ini penjelasan tentang konsonan dalam Bahasa Arab:
- 1.[ʤ] kadang disebut [ɡ] di Mesir dan Yaman Selatan. Di daerah Afrika Utara dan di Syam diucapkan menjadi [ʒ].
- /l/ diucapkan [lˁ] hanya dalam kata Allah
- /ʕ/ biasanya sebagai akhiran fonetik
Bahasa Arab juga memiliki penekanan, yang disebut tasydid. Penekanan tasydid hanya terjadi di konsonan. Sementara itu, penekanan pada huruf vokal juga terjadi, disebut harakat panjang. Seperti misalnya pada kata KAA-tib (penulis), terjadi penekanan pada huruf vokal, yaitu pemanjangan harakat. Lalu, contoh lainnya yaitu, ma-JAL-LA (majalah), terjadi penekanan pada huruf "La" di mana la merupakan konsonan, dan mendapat penekanan tasydid yakni konsonan L ganda.
Tata bahasa
Kata benda dalam bahasa Arab dibagi tiga macam yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Bahasa Arab memiliki dua jenis kelamin, yaitu muanats (perempuan) dan Mudzakar (lelaki). Kata kerja dalam Bahasa Arab memiliki tiga waktu (zaman), yaitu lampau (madhi), sekarang (haal), dan masa depan (mustaqbal).
Kata kerja dalam bahasa Arab dibagi menjadi empat, yaitu:
Masing-masing kata kerja dibagi lagi sesuai dengan pelakunya, jumlah dan jenis kelamin. Sementara itu, kata sifat atau adjektiva dalam bahasa Arab dibagi sesuai dengan bentuknya, setiap bentuk terbagi lagi sesuai jumlah dan jenis kelamin. Kata ganti dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga, kata ganti orang ketiga (ghaib), orang kedua (mukhatab) dan orang pertama (mutakallim).
Kosakata bahasa Arab dibagi dalam tiga kelompok, Ism (kata benda), Fi'l (kata kerja), dan Harf (partikel fungsional). Bahasa Arab termasuk bahasa infleksional. Struktur kalimatnya berupa konstruksi topik-komentar atau dikenal juga sebagai Mubtada dan Khobar. Ada dua macam frasa dalam bahasa Arab, yaitu Jumlatu-l-ismiyyah (frasa nominal) dan Jumlatu-l-fi'liyyah (frasa aktif).
Ada dua macam gender pada Ism dan Fi'l yaitu Mudzakkar (maskulin) dan Muannats (feminin). Tiga macam bilangan untuk Ism dan Fi'l yaitu Mufrad (tunggal), Mutsanna (dwi), dan Jama' (jamak). Bilangan jamak terbagi tiga kategori, yaitu Jama' Mudzakkar Salim (jamak biasa maskulin), Jama' Mu-annats Salim (jamak biasa feminin) dan Jama' Taksir (jamak tak beraturan). Khusus untuk Ism ada dua macam artikel, yaitu Ma'ruf (definit/tertentu) dan Nakirah (nondefinit).
Ism ada tiga tingkat peran kasus gramatikal, yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Ism nominatif berperan sebagai subjek kalimat, Ism akusatif berperan sebagai objek (langsung atau tidak langsung), Ism genitif berperan sebagai objek preposisional atau pemilik.
Contohnya pada kata Rojul (pria) dan Madinat (kota) dalam tabel dibawah ini:
Kata benda dalam bahasa Arab dibagi tiga macam yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Bahasa Arab memiliki dua jenis kelamin, yaitu muanats (perempuan) dan Mudzakar (lelaki). Kata kerja dalam Bahasa Arab memiliki tiga waktu (zaman), yaitu lampau (madhi), sekarang (haal), dan masa depan (mustaqbal).
Kata kerja dalam bahasa Arab dibagi menjadi empat, yaitu:
Masing-masing kata kerja dibagi lagi sesuai dengan pelakunya, jumlah dan jenis kelamin. Sementara itu, kata sifat atau adjektiva dalam bahasa Arab dibagi sesuai dengan bentuknya, setiap bentuk terbagi lagi sesuai jumlah dan jenis kelamin. Kata ganti dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga, kata ganti orang ketiga (ghaib), orang kedua (mukhatab) dan orang pertama (mutakallim).
Kosakata bahasa Arab dibagi dalam tiga kelompok, Ism (kata benda), Fi'l (kata kerja), dan Harf (partikel fungsional). Bahasa Arab termasuk bahasa infleksional. Struktur kalimatnya berupa konstruksi topik-komentar atau dikenal juga sebagai Mubtada dan Khobar. Ada dua macam frasa dalam bahasa Arab, yaitu Jumlatu-l-ismiyyah (frasa nominal) dan Jumlatu-l-fi'liyyah (frasa aktif).
Ada dua macam gender pada Ism dan Fi'l yaitu Mudzakkar (maskulin) dan Muannats (feminin). Tiga macam bilangan untuk Ism dan Fi'l yaitu Mufrad (tunggal), Mutsanna (dwi), dan Jama' (jamak). Bilangan jamak terbagi tiga kategori, yaitu Jama' Mudzakkar Salim (jamak biasa maskulin), Jama' Mu-annats Salim (jamak biasa feminin) dan Jama' Taksir (jamak tak beraturan). Khusus untuk Ism ada dua macam artikel, yaitu Ma'ruf (definit/tertentu) dan Nakirah (nondefinit).
Ism ada tiga tingkat peran kasus gramatikal, yaitu nominatif, akusatif, dan genitif. Ism nominatif berperan sebagai subjek kalimat, Ism akusatif berperan sebagai objek (langsung atau tidak langsung), Ism genitif berperan sebagai objek preposisional atau pemilik.
Contohnya pada kata Rojul (pria) dan Madinat (kota) dalam tabel dibawah ini:
Cara membentuk Jumlatu-l-ismiyyah
Frasa Kata benda biasa
Seluruh anggota dalam frasa harus sesuai kasus, gender, nomor, dan artikelnya:
- Rojulun Hasanun – رَجُلٌ حَسَنٌ (pria tampan), Ar-rojulu l-hasanu (pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif. Maka, berfungsi sebagai subjek kalimat.
- Rojulan Hasanan – رَجُلًا حَسَنًا (pria tampan), Ar-rojula l-hasana (pria tampan itu) yang berarti frasa ini akusatif. Maka, berfungsi sebagai objek.
- Rojulaan Hasanaan – رَجُلَانِ حَسَنَانِ (dua pria tampan), ar-rojulaan l-hasanaa (dua pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif.
- Madiinatin salaamin – مَدِيْنَةٍ سَلَامٍ (kota yang aman), al-madinati s-salami (kota yang aman itu) yang berarti frasa ini genitif. Maka, berfungsi sebagai objek preposisi.
Contoh penggunaan:
- ar-Rojulu l-hasanu yamsyiy fiy l-madinati s-salami – الرَّجُلُ الحَسَنُ يَمْشِيْ فِيْ المَدِيْنَةِ السَّلَامِ ← perhatikan kasus subjek dan kasus objek preposisi
(pria tampan itu berjalan di kota yang aman itu) - Ro'aytu ar-rojula l-hasana – رَاَيْتُ الرَّجُلَ الحَسَنَ ← perhatikan kasus objek
(ku melihat pria tampan itu) - Marortu bi ar-rojuli l-hasani – مَرَرْتُ بِالرَّجُلِ الحَسَنِ ← perhatikan kasus objek preposisi
(ku berpapasan dengan pria tampan itu)
Seluruh anggota dalam frasa harus sesuai kasus, gender, nomor, dan artikelnya:
- Rojulun Hasanun – رَجُلٌ حَسَنٌ (pria tampan), Ar-rojulu l-hasanu (pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif. Maka, berfungsi sebagai subjek kalimat.
- Rojulan Hasanan – رَجُلًا حَسَنًا (pria tampan), Ar-rojula l-hasana (pria tampan itu) yang berarti frasa ini akusatif. Maka, berfungsi sebagai objek.
- Rojulaan Hasanaan – رَجُلَانِ حَسَنَانِ (dua pria tampan), ar-rojulaan l-hasanaa (dua pria tampan itu) yang berarti frasa ini nominatif.
- Madiinatin salaamin – مَدِيْنَةٍ سَلَامٍ (kota yang aman), al-madinati s-salami (kota yang aman itu) yang berarti frasa ini genitif. Maka, berfungsi sebagai objek preposisi.
Contoh penggunaan:
- ar-Rojulu l-hasanu yamsyiy fiy l-madinati s-salami – الرَّجُلُ الحَسَنُ يَمْشِيْ فِيْ المَدِيْنَةِ السَّلَامِ ← perhatikan kasus subjek dan kasus objek preposisi
(pria tampan itu berjalan di kota yang aman itu) - Ro'aytu ar-rojula l-hasana – رَاَيْتُ الرَّجُلَ الحَسَنَ ← perhatikan kasus objek
(ku melihat pria tampan itu) - Marortu bi ar-rojuli l-hasani – مَرَرْتُ بِالرَّجُلِ الحَسَنِ ← perhatikan kasus objek preposisi
(ku berpapasan dengan pria tampan itu)
Frasa kepemilikan
Dalam hal frasa kepemilikan, maka Ism yang dimiliki disebut terlebih dahulu daripada Ism pemiliknya. Ism pemilik pasti dalam kasus genitif.
Contoh:[catatan 2]
- bintu Ahmadi ← nominatif.
(بِنْتُ اَحْمَدِ) - binta Ahmadi ← akusatif.
(بِنْتَ اَحْمَدِ) - binti Ahmadi ← genitif.
(بِنْتِ اَحْمَدِ)
Contoh penggunaan:
- Dzahabat bintu Ahmadi ila-l-madrosati ← perhatikan bintu (putri) dalam kasus nominatif, sedangkan pemilik tetap genitif.
(putri Ahmad pergi ke sekolah) - Ro'aytu binta Ahmadi ← perhatikan binta (putri) dalam kasus akusatif
(ku melihat putri Ahmad) - Marortu bi binti Ahmad ← perhatikan binti (putri) dalam kasus genitif
(ku berpapasan dengan putri Ahmad)
Ism genitif bisa bertumpukan dengan nama yang dibentuk dari frasa kepemilikan.
- 'abdu-llahi ibnu Abiy Bakrin[catatan 3]
Abdullah nominatif, Allah pemilik ('abdu), Abu Bakar dalam kasus genitif sebagai pemilik Abdullah.
Fi'l (kata kerja) hanya ada 3 bentuk dilihat dari segi waktu, fil madhi (kata kerja bentuk lampau), fi'l mudhari' (kata kerja bentuk sekarang, dan akan datang) dan fi'l amr (kata kerja bentuk perintah), masing-masing fi'l ini mempunyai tanda-tanda yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi setiap bentuk fi'l.
Fi'l madhi tandanya adalah:
- Bisa menerima ta' fa'il, contohnya:
- Bisa menerima ta' ta'nits, contohnya:
Fi'l mudhari tandanya adalah:
- Bisa dimasuki oleh huruf siin dan saufa, contohnya:
- Bisa dimasuki oleh huruf-huruf jazm seperti lam dan laa nahiyah (untuk melarang), contohnya:
Adapun fi'l amr, tandanya adalah:
- Bisa menerima nun taukiid, contohnya:
- Bisa menerima ya' mukhatabah, contohnya:
Dalam hal frasa kepemilikan, maka Ism yang dimiliki disebut terlebih dahulu daripada Ism pemiliknya. Ism pemilik pasti dalam kasus genitif.
Contoh:[catatan 2]
- bintu Ahmadi ← nominatif.
(بِنْتُ اَحْمَدِ) - binta Ahmadi ← akusatif.
(بِنْتَ اَحْمَدِ) - binti Ahmadi ← genitif.
(بِنْتِ اَحْمَدِ)
Contoh penggunaan:
- Dzahabat bintu Ahmadi ila-l-madrosati ← perhatikan bintu (putri) dalam kasus nominatif, sedangkan pemilik tetap genitif.
(putri Ahmad pergi ke sekolah) - Ro'aytu binta Ahmadi ← perhatikan binta (putri) dalam kasus akusatif
(ku melihat putri Ahmad) - Marortu bi binti Ahmad ← perhatikan binti (putri) dalam kasus genitif
(ku berpapasan dengan putri Ahmad)
Ism genitif bisa bertumpukan dengan nama yang dibentuk dari frasa kepemilikan.
- 'abdu-llahi ibnu Abiy Bakrin[catatan 3]
Abdullah nominatif, Allah pemilik ('abdu), Abu Bakar dalam kasus genitif sebagai pemilik Abdullah.
Fi'l (kata kerja) hanya ada 3 bentuk dilihat dari segi waktu, fil madhi (kata kerja bentuk lampau), fi'l mudhari' (kata kerja bentuk sekarang, dan akan datang) dan fi'l amr (kata kerja bentuk perintah), masing-masing fi'l ini mempunyai tanda-tanda yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi setiap bentuk fi'l.
Fi'l madhi tandanya adalah:
- Bisa menerima ta' fa'il, contohnya:
- Bisa menerima ta' ta'nits, contohnya:
Fi'l mudhari tandanya adalah:
- Bisa dimasuki oleh huruf siin dan saufa, contohnya:
- Bisa dimasuki oleh huruf-huruf jazm seperti lam dan laa nahiyah (untuk melarang), contohnya:
Adapun fi'l amr, tandanya adalah:
- Bisa menerima nun taukiid, contohnya:
- Bisa menerima ya' mukhatabah, contohnya:
Tamyiz
Pengertian Tamyiz
Tamyiz merupakan sebuah kata yang dibaca mansub yang berfungsi menjelaskan isim yang samar pada sebuah kalimat. Contohnya:
Tamyiz merupakan sebuah kata yang dibaca mansub yang berfungsi menjelaskan isim yang samar pada sebuah kalimat. Contohnya:
Jenis-jenis Tamyiz
Ada dua jenis tamyiz dalam kaidah bahasa Arab. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Ada dua jenis tamyiz dalam kaidah bahasa Arab. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Tamyiz Mufrad
Tamyiz mufrad adalah jenis tamyiz yang berfungsi untuk menjelaskan sebuah kata, bukan satu kalimat.
Biasanya, tamyiz jenis ini menjelaskan makna yang masih samar dari kata-kata besaran seperti:
- a. Takaran (tamyiz mikyaalaat)
- b. Timbangan (tamyiz mawaazinaat)
- c. Jarak (tamyiz misaahaat)
- d. Bilangan (tamyiz a’-daadan).
Mumaiyyiz untuk kata ini disebut mumayyiz malfud (mumayyiz dari kalimat yang berisi mumayyiz dan tamyiz-nya). Contohnya adalah sebagai berikut.
- Mikyaalat
- اِشْتَرَيْتُ لِتْرًا رُزًّ
- Istaraytu litran ruzan.
- Aku membeli satu liter beras.
- Mawaazinaat
- اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا رُزًّا
- Isytaraytu rathlan ruzan.
- Saya telah membeli setengah kilo padi.
- Misaahat
- بَاعَنِي التَاجِرُ مِتْرًا حَرِيْرً
- Baa’ani attaajiru mitran hariiran.
- Penjual menjual semeter kain sutera.
- A’daadan
- فِي الحَقْلِ عِشْرُوْنَ غَنَمًا
- Fii alhaqli ‘isyruuna ghanman.
- Di ladang terdapat dua puluh kambing.
Tamyiz mufrad adalah jenis tamyiz yang berfungsi untuk menjelaskan sebuah kata, bukan satu kalimat.
Biasanya, tamyiz jenis ini menjelaskan makna yang masih samar dari kata-kata besaran seperti:
- a. Takaran (tamyiz mikyaalaat)
- b. Timbangan (tamyiz mawaazinaat)
- c. Jarak (tamyiz misaahaat)
- d. Bilangan (tamyiz a’-daadan).
Mumaiyyiz untuk kata ini disebut mumayyiz malfud (mumayyiz dari kalimat yang berisi mumayyiz dan tamyiz-nya). Contohnya adalah sebagai berikut.
- Mikyaalat
- اِشْتَرَيْتُ لِتْرًا رُزًّ
- Istaraytu litran ruzan.
- Aku membeli satu liter beras.
- Mawaazinaat
- اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا رُزًّا
- Isytaraytu rathlan ruzan.
- Saya telah membeli setengah kilo padi.
- Misaahat
- بَاعَنِي التَاجِرُ مِتْرًا حَرِيْرً
- Baa’ani attaajiru mitran hariiran.
- Penjual menjual semeter kain sutera.
- A’daadan
- فِي الحَقْلِ عِشْرُوْنَ غَنَمًا
- Fii alhaqli ‘isyruuna ghanman.
- Di ladang terdapat dua puluh kambing.
2. Tamyiz Nisbah (Jumlah)
Tamyiz ini bersifat membedakan suatu kalimat dengan kalimat lain. Fungsinya adalah untuk menjelaskan kaitan fi’il (kata kerja) dengan fa’il (pelaku) dan mubtada’ (pelaku) dengan khobar (perilaku pelaku).
Ada dua jenis tamyiz nisbah berdasarkan bisa atau tidaknya Ia dipindahkan.
Tamyiz Nisbah Muhawwal (Malhud) Tamyiz yang satu ini dapat dipindah posisinya. Ia bisa berubah dari fa’il (pelaku), maf’ul bih (objek), atau mubtada’ (suatu kata yang berada di awal kalimat, bisa kata tanya/ istifham atau pelaku) atau sebaliknya.
Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Pindahan dari Bentuk Asal Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia Bentuk Kini Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia Fa’il مَالِي أَكْثَرُ مِنْ مَالِكَ Maalii aktsaru min maalika Hartaku lebih banyak daripada hartamu أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالاً Anaa aktsaru minka, maalan Aku lebih banyak dari kamu hartanya Maf’ul bih و فجّرنا الأرض عيون Wa fajarnaa al ardha ‘uyuunan Dan kami jadikan mata air memancar di bumi و فجّرنا الأرض عيوناً wa fajarnaa al ardha ‘uyuunan Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air Mubtada حَسُنَ وَجْهُ عَلِيٍّ hasuna wajhu ‘Aliy Wajah Ali bagus حَسُنَ عَلِيٌّ وَجْهًا hasuna ‘Aly, wajhu. Ali bagus wajahnya Tamyiz Nisbah Ghairu Muhawwal Dikatakan bahwa tamyiz ini jarang terjadi dan sifatnya lebih ke perkataan lisan seperti امتلا الاءناءماء (imtalaa alinaa’u maa’a) yang berarti “Wadah telah penuh, airnya”.
Jika posisi kata ‘ma’a’ diganti ke depan maknanya akan aneh. Misalkan “Air wadah telah penuh”, “Wadah air telah penuh” (malah mengubah pelaku dari air menjadi wadah air). Makna “Wadah telah penuh, airnya” lebih dipahami dan masuk akal.
Tamyiz ini bersifat membedakan suatu kalimat dengan kalimat lain. Fungsinya adalah untuk menjelaskan kaitan fi’il (kata kerja) dengan fa’il (pelaku) dan mubtada’ (pelaku) dengan khobar (perilaku pelaku).
Ada dua jenis tamyiz nisbah berdasarkan bisa atau tidaknya Ia dipindahkan.
Tamyiz Nisbah Muhawwal (Malhud) Tamyiz yang satu ini dapat dipindah posisinya. Ia bisa berubah dari fa’il (pelaku), maf’ul bih (objek), atau mubtada’ (suatu kata yang berada di awal kalimat, bisa kata tanya/ istifham atau pelaku) atau sebaliknya.
Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Pindahan dari Bentuk Asal Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia Bentuk Kini Bahasa Arab Cara Baca Bahasa Indonesia Fa’il مَالِي أَكْثَرُ مِنْ مَالِكَ Maalii aktsaru min maalika Hartaku lebih banyak daripada hartamu أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالاً Anaa aktsaru minka, maalan Aku lebih banyak dari kamu hartanya Maf’ul bih و فجّرنا الأرض عيون Wa fajarnaa al ardha ‘uyuunan Dan kami jadikan mata air memancar di bumi و فجّرنا الأرض عيوناً wa fajarnaa al ardha ‘uyuunan Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air Mubtada حَسُنَ وَجْهُ عَلِيٍّ hasuna wajhu ‘Aliy Wajah Ali bagus حَسُنَ عَلِيٌّ وَجْهًا hasuna ‘Aly, wajhu. Ali bagus wajahnya Tamyiz Nisbah Ghairu Muhawwal Dikatakan bahwa tamyiz ini jarang terjadi dan sifatnya lebih ke perkataan lisan seperti امتلا الاءناءماء (imtalaa alinaa’u maa’a) yang berarti “Wadah telah penuh, airnya”.
Jika posisi kata ‘ma’a’ diganti ke depan maknanya akan aneh. Misalkan “Air wadah telah penuh”, “Wadah air telah penuh” (malah mengubah pelaku dari air menjadi wadah air). Makna “Wadah telah penuh, airnya” lebih dipahami dan masuk akal.
Sistem penulisan
Abjad Arab yang kadang-kadang disebut huruf hijaiah, berasal dari aksara Aramaik (dari bahasa Syria dan Nabatea), di mana abjad Aram terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Di antaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Magribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik di bawah dan satu titik di atasnya.
Abjad Arab yang kadang-kadang disebut huruf hijaiah, berasal dari aksara Aramaik (dari bahasa Syria dan Nabatea), di mana abjad Aram terlihat kemiripannya dengan abjad Koptik dan Yunani. Terlihat perbedaan penulisan antara Magribi dan Timur Tengah. Di antaranya adalah penulisan huruf qaf dan fa. Di Magribi, huruf qaf dan fa dituliskan dengan memiliki titik di bawah dan satu titik di atasnya.
Kaligrafi
Setelah perubahan dan penetapan pada Abjad Arab oleh Khalil bin Ahmad al-Farahidi pada tahun 786, banyak macam tulisan yang dibentuk yang dikenal dengan nama kaligrafi. Kaligrafi Arab ini berfungsi sebagai cara penulisan di Alquran dan juga sebagai dekorasi. Biasanya dipakai juga dalam penulisan hadis dan peribahasa Arab.
Setelah perubahan dan penetapan pada Abjad Arab oleh Khalil bin Ahmad al-Farahidi pada tahun 786, banyak macam tulisan yang dibentuk yang dikenal dengan nama kaligrafi. Kaligrafi Arab ini berfungsi sebagai cara penulisan di Alquran dan juga sebagai dekorasi. Biasanya dipakai juga dalam penulisan hadis dan peribahasa Arab.
Penerjemahan lafal
Penerjemahan bahasa Arab ke abjad Latin biasanya memakai standar yang berbeda, di antaranya: metode untuk menggambarkan bahasa Arab ke abjad Latin secara tepat dan efisien. Beberapa metode ilmiah dalam penerjemahan lafal Bahasa Arab memperbolehkan pembaca untuk melafalkan Bahasa Arab secara tepat dengan menyesuaikannya dengan Abjad Arab. Militer Amerika Serikat telah membuat sistem yang berkaitan dengan penerjemahan lafal berbahasa Arab, yaitu Standard Arabic Technical Transliteration System (Sistem Alih Aksara Teknis Bahasa Arab Standar).
Penerjemahan bahasa Arab ke abjad Latin biasanya memakai standar yang berbeda, di antaranya: metode untuk menggambarkan bahasa Arab ke abjad Latin secara tepat dan efisien. Beberapa metode ilmiah dalam penerjemahan lafal Bahasa Arab memperbolehkan pembaca untuk melafalkan Bahasa Arab secara tepat dengan menyesuaikannya dengan Abjad Arab. Militer Amerika Serikat telah membuat sistem yang berkaitan dengan penerjemahan lafal berbahasa Arab, yaitu Standard Arabic Technical Transliteration System (Sistem Alih Aksara Teknis Bahasa Arab Standar).
Lembaga bahasa
Akademi Bahasa Arab telah berdiri di beberapa negara berbahasa resmi Arab. Lembaga Bahasa Arab yang paling aktif di antaranya di Damaskus, Kairo, dan Rabat. Lembaga ini bertugas mengatur pengembangan bahasa, menerjemahkan kata baru, dan membuat entri kata baru bahasa Arab di kamus. Lembaga juga menerbitkan manuskrip tua dan bersejarah dalam bahasa Arab dan itu semua menunjukkan bahwa bahasa Arab begitu sulit hingga negara sejenis Amerika saja mengalami kesulitan mempelajarinya.
Akademi Bahasa Arab telah berdiri di beberapa negara berbahasa resmi Arab. Lembaga Bahasa Arab yang paling aktif di antaranya di Damaskus, Kairo, dan Rabat. Lembaga ini bertugas mengatur pengembangan bahasa, menerjemahkan kata baru, dan membuat entri kata baru bahasa Arab di kamus. Lembaga juga menerbitkan manuskrip tua dan bersejarah dalam bahasa Arab dan itu semua menunjukkan bahwa bahasa Arab begitu sulit hingga negara sejenis Amerika saja mengalami kesulitan mempelajarinya.
Peranan
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dianggap suci bagi masyarakat muslim di seluruh dunia karena menjadi bahasa dalam penyampaian wahyu oleh Nabi Muhammad. Penutur bahasa Arab mencakup skala internasional dan lokal khususnya di benua Asia dan Afrika. Bahasa Arab digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bahasa utama dalam ritual keagamaan. Pada abad pertengahan, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu, pengetahuan, budaya, dan pemikiran di bidang filsafat, kedokteran, dan agama. Bahasa Arab juga pernah dipakai oleh penduduk Babilonia, Kasdim, dan Bangsa Het.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dianggap suci bagi masyarakat muslim di seluruh dunia karena menjadi bahasa dalam penyampaian wahyu oleh Nabi Muhammad. Penutur bahasa Arab mencakup skala internasional dan lokal khususnya di benua Asia dan Afrika. Bahasa Arab digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bahasa utama dalam ritual keagamaan. Pada abad pertengahan, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu, pengetahuan, budaya, dan pemikiran di bidang filsafat, kedokteran, dan agama. Bahasa Arab juga pernah dipakai oleh penduduk Babilonia, Kasdim, dan Bangsa Het.
Bahasa Arab di Indonesia
Bahasa Arab di Indonesia sering dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, pengajian, dan pendidikan. Bahasa Arab juga digunakan saat umat Muslim beribadah, utamanya salat.
Sekiranya, sebanyak 1.495 perbendaharaan kata bahasa Arab diserap dalam bahasa Indonesia.
Bahasa Arab di Indonesia sering dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, pengajian, dan pendidikan. Bahasa Arab juga digunakan saat umat Muslim beribadah, utamanya salat.
Sekiranya, sebanyak 1.495 perbendaharaan kata bahasa Arab diserap dalam bahasa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar