Macam-Macam Gaya Bahasa, Lengkap Beserta Penjelasan dan Contohnya
Gaya bahasa atau majas adalah ungkapan penyampaian pesan yang menggunakan kata-kata kiasan. Jadi, kata-kata kiasan tersebut mempunyai makna yang tidak sebenarnya atau imajinatif.
Penggunaan gaya bahasa majas biasanya mempunyai tujuan tertentu. Secara umum, majas digunakan untuk menjadikan karya sastra lebih hidup.
Selain itu, penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra dilakukan agar bacaan menjadi menarik dan tidak membuat orang yang membaca menjadi bosan.
Gaya bahasa bisa mengekspresikan apa yang dimaksud penulis. Biasanya majas banyak digunakan untuk penulisan karya fiksi, mulai novel, cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya.
Gaya bahasa dibagi menjadi empat kelompok, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan.
Berikut ini penjelasan tentang macam-macam gaya bahasa yang perlu diketahui, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (24/5/2022).
1. Gaya Bahasa Perbandingan
Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan. Hal itu untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.
Berikut ini macam-macam gaya bahasa perbandingan:
a. Metafora
Metafora adalah majas yang mengandung perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata atau tingkatan lain. Metafora merupakan majas perbandingan langsung, tidak menggunakan kata penanda perbandingan; seperti, bagaikan, laksana.
Contoh: Raja siang telah bangun dari peraduannya (matahari).
b. Personifikasi
Personifikasi adalah meletakkan sifat- sifat manusia/insan kepada benda yang tidak bernyawa. Contoh: Mobil itu menjerit- jerit di tikungan yang menanjak
c. Depersonikasi
Depersonikasi adalah majas berupa perbandingan manusia dengan hewan atau dengan benda. Contoh: Dikau langit, daku bumi. Aku heran melihat Joko mematung.
d. Alegori
Alegori adalah majas yang membandingkan suatu hal secara tidak langsung melalui kiasan atau penggambaran yang berhubungan dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai nakhoda, istri sebagai jurumudi.
e. Antitesis
Antitesis adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan paduan kata berlawanan arti. Contoh: Hidup matinya manusia adalah kuasa Tuhan.
2. Gaya Bahasa Pertentangan
Majas pertentangan adalah kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis.
Hal itu bermaksud memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar. Adapun yang termasuk majas pertentangan antara lain:
a. Litotes
Litotes adalah majas yang di dalam ungkapannya menyatakan hal positif dengan bentuk yang negatif yang tujuannya untuk merendahkan hati. Contoh: Datanglah ke gubuk orang tuaku.
b. Hiperbola
Hiperbola adalah majas jika orang ingin melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebih-lebihan. Contoh: Hatiku terbakar, darahku mendidih mendengar kabar yang kau berikan.
c. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan dan hanya kelihatan pada arti kata yang berlawanan, padahalnya maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan. Contoh: Zuqi merasa kesepian di tengah kota yang ramai.
d. Klimaks
Klimaks adalah majas berupa susunan ungkapan yang semakin lama semakin menekan dan memuncak. Contoh: Sejak menuai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakannnya.
e. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang bertentangan dari klimaks. Pada antiklimaks makna yang tergantung pada kata-kata diucapkan berturut-turut makin lama makin melemah tingkatannya. Contoh: Dari pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan keprihatinan itu.
f. Ironi
Ironi adalah kata yang digunakan mempunyai makna bertentangan dengan maksud sesungguhnya, misalnya mengemukakan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan dan ketidaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya. Contoh: Merdu sekali suaramu hingga membuatku terbangun.
3. Gaya Bahasa Pertautan
Majas pertautan adalah kata-kata berkias yang bertautan (berasosiasi) dengan gagasan, ingatan, atau kegiatan panca indra pembicara atau penulisnya. Berikut ini macam-macam majas pertautan.
a. Eufemisme
Eufeminisme adalah majas yang menggunakan ungkapan lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar dan dianggap merugikan atau tidak menyenangkan. Contoh: Rupanya anak ibu sudah berubah akal (gila)
b. Metonimis
Metonimis adalah majas yang mengemukakan merek dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang digunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan. Contoh: Ayahku ke Bali naik Rajawali. (Rajawali nama pesawat terbang)
c. Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian untuk menyebut nama seluruhnya (pars pro toto) dan menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagiannya (totum pro parte).
Contoh: Saya tidak melihat batang hidungnya Steve hari ini. (pars pro toto), Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 3:0. (totum pro parte).
4. Gaya Bahasa Perulangan
Majas perulangan merupakan ungkapan gaya bahasa yang menegaskan pernyataan dengan tujuan peningkatan pengaruh dan kesan tertentu terhadap pembaca atau pendengar. Berikut jenis dan penjelasan majas perulangan beserta contohnya.
a. Repetisi
Repetisi adalah majas penegasan yang mengulang kata atau beberapa kata pada beberapa kalimat. Contoh: Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah pengorbanan.
b. Tautologi
Tautologi adalah majas yang mengulang kata beberapa kali dalam sebuah kalimat. Contoh: Sungguh teganya, teganya, teganya, teganya.
c. Anafora
Anafora adalah majas penegasan seperti repetisi tetapi biasa digunakan dalam puisi.
0 komentar:
Posting Komentar